1/20/2015

Selamat siang pembaca...
Untuk kesempatan kali ini saya akan membahas “beasiswa”. Kenapa beasiswa?? Karena menurut sudut pandang saya fundamental dari kehidupan adalah pengetahuan, dan untuk memperluas pengetahuan secara cepat adalah dengan pendidikan. Pendidikan adalah tonggak dasar kemajuan suatu bangsa, dan hebatnya hal itu sudah di buktikan Jepang.
Mari kita bercerita sedikit tentang Jepang, negara yang pernah menjajah kita. Sekitar tahun 1945 setelah Jepang kalah dalam perang dunia kedua, dan pasca bom atom hiroshima dan nagasaki yang meratakan jepang, negara ini benar-benar sudah kalah telak. Bagaimana tidak, kekalahan dalam perang seperti kebangkrutan dalam perusahaan. Negara akan merugi sangat besar karena biaya untuk perang amat sangat besar. Dan lagi efek dari bom atom adalah radiasi yang masih tertinggal di tanah hiroshima dan nagasaki. Hal ini berarti mereka tidak bisa memanfaatkan lahan tersebut untuk pertanian. Oleh karena pertimbangan tersebut, pada masa kaisar hirohito (kalau tidak salah) memerintahkan untuk wajib belajar 9 tahun. Dan sekarang dapat kita lihat perkembangan Jepang.
Diatas hanya sejarah yang amat singkat bagaimana peran pendidikan terhadap perkembangan suatu bangsa. Tidak mungkin Soekarno dan Hatta mampu membawa Indonesia merdeka jika mereka hanya lulusan SD. Mari kita lihat perkembangan pendidikan di Indonesia. Secara data statistik memang setiap tahun tingkat pendidikan di Indonesia meningkat. Namun hal yang perlu kita ketahui, statistik adalah pembulatan dari suatu rata-rata. Masih banyak anak-anak tidak mampu yang tidak bisa bersekolah? Lalu bagaimana jika anak-anak tidak mampu tersebut ingin bersekolah? Jawabannya adalah dengan beasiswa? Bukankah beasiswa hanya untuk mereka yang pandai/berprestasi? Bagaimana dengan anak rata-rata namun tidak mampu dengan semangat api neraka?
Dari pertanyaan diatas mengajak kita berfikir, benar gak sih? Berikut adalah sudut pandang saya. Menurut saya beasiswa adalah bantuan sepenuhnya untuk orang yang tidak mampu. Bukan anak berprestasi yang orang tuanya berkecukupan. Untuk apa kita memberikan sejumlah uang kepada anak yang orang tuanya berkecukupan? Seperti peribahsa, menggarami lautan!. Bukankah sebaiknya uang itu diberikan untuk anak-anak tidak mampu yang ingin sekolah? Lalu muncul, “kan anak itu bodoh?” Helooo...bukankah sekolah dibuat untuk membuat seseorang yang bodoh menjadi lebih pintar? Untuk membuat seseorang yang tidak tahu menjadi tahu? Justru kalau anak-anak miskin yang bodoh ini tidak sekolah, bukankah sewaktu tua hanya akan menjadi beban negara? Lantas bagaimana dengan siswa yang berprestasi? Bisa kita berikan sertifikat resmi atau penghargaan yang lain untuk diberikan keistimewaan dalam mengakses sekolah favorit misalnya. Kalau anda sebagai pembaca masih bertanya bagaimana nasib anak miskin yang pintar? Berarti anda dangkal. Jelas anak seperti ini adalah prioritas kita. Saya percaya dasar dari unsur pembangunan adalah sumber daya manusia.

*Penulis juga turut mengucapkan bela sungkawa atas berpulangnya Om Bob Sadino yang gagal miskin, semangat enterpreunermu akan kami teruskan.....

ليست هناك تعليقات: