Selamat siang pembaca...
Untuk kesempatan kali ini saya akan membahas “beasiswa”.
Kenapa beasiswa?? Karena menurut sudut pandang saya fundamental dari kehidupan
adalah pengetahuan, dan untuk memperluas pengetahuan secara cepat adalah dengan
pendidikan. Pendidikan adalah tonggak dasar kemajuan suatu bangsa, dan hebatnya
hal itu sudah di buktikan Jepang.
Mari kita bercerita sedikit tentang Jepang, negara
yang pernah menjajah kita. Sekitar tahun 1945 setelah Jepang kalah dalam perang
dunia kedua, dan pasca bom atom hiroshima dan nagasaki yang meratakan jepang,
negara ini benar-benar sudah kalah telak. Bagaimana tidak, kekalahan dalam
perang seperti kebangkrutan dalam perusahaan. Negara akan merugi sangat besar
karena biaya untuk perang amat sangat besar. Dan lagi efek dari bom atom adalah
radiasi yang masih tertinggal di tanah hiroshima dan nagasaki. Hal ini berarti
mereka tidak bisa memanfaatkan lahan tersebut untuk pertanian. Oleh karena
pertimbangan tersebut, pada masa kaisar hirohito (kalau tidak salah)
memerintahkan untuk wajib belajar 9 tahun. Dan sekarang dapat kita lihat
perkembangan Jepang.
Diatas hanya sejarah yang amat singkat bagaimana
peran pendidikan terhadap perkembangan suatu bangsa. Tidak mungkin Soekarno dan
Hatta mampu membawa Indonesia merdeka jika mereka hanya lulusan SD. Mari kita
lihat perkembangan pendidikan di Indonesia. Secara data statistik memang setiap
tahun tingkat pendidikan di Indonesia meningkat. Namun hal yang perlu kita
ketahui, statistik adalah pembulatan dari suatu rata-rata. Masih banyak
anak-anak tidak mampu yang tidak bisa bersekolah? Lalu bagaimana jika anak-anak
tidak mampu tersebut ingin bersekolah? Jawabannya adalah dengan beasiswa?
Bukankah beasiswa hanya untuk mereka yang pandai/berprestasi? Bagaimana dengan
anak rata-rata namun tidak mampu dengan semangat api neraka?
Dari pertanyaan diatas mengajak kita berfikir, benar
gak sih? Berikut adalah sudut pandang saya. Menurut saya beasiswa adalah
bantuan sepenuhnya untuk orang yang tidak mampu. Bukan anak berprestasi yang
orang tuanya berkecukupan. Untuk apa kita memberikan sejumlah uang kepada anak
yang orang tuanya berkecukupan? Seperti peribahsa, menggarami lautan!. Bukankah
sebaiknya uang itu diberikan untuk anak-anak tidak mampu yang ingin sekolah? Lalu
muncul, “kan anak itu bodoh?” Helooo...bukankah sekolah dibuat untuk membuat
seseorang yang bodoh menjadi lebih pintar? Untuk membuat seseorang yang tidak
tahu menjadi tahu? Justru kalau anak-anak miskin yang bodoh ini tidak sekolah,
bukankah sewaktu tua hanya akan menjadi beban negara? Lantas bagaimana dengan
siswa yang berprestasi? Bisa kita berikan sertifikat resmi atau penghargaan
yang lain untuk diberikan keistimewaan dalam mengakses sekolah favorit
misalnya. Kalau anda sebagai pembaca masih bertanya bagaimana nasib anak miskin
yang pintar? Berarti anda dangkal. Jelas anak seperti ini adalah prioritas
kita. Saya percaya dasar dari unsur pembangunan adalah sumber daya manusia.
*Penulis
juga turut mengucapkan bela sungkawa atas berpulangnya Om Bob Sadino yang gagal
miskin, semangat enterpreunermu akan kami teruskan.....
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق