3/12/2015

Selamat pagi pembaca, karena saat saya menulis artikel ini masih pagi. Mengingat saya mahasiswa fakultas ekonomika dan bisnis, terasa kurang apabila tidak membahas mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan ekonomi. Hari ini kita akan membahas memberi atau bersedekah. Bagaimana sudut pandang saya mengenai hal itu.
Saya yakin semua agama atau kepercayaan mengajarkan untuk berbagi kepada orang yang tidak mampu. Karena saya seorang muslim, mungkin saya akan sedikit membahas dari segi Islam dan segi ekonomi karena saya mahasiswa ekonomi tentunya. Dalam pandangan Islam, bersedekah itu wajib karena dalam setiap penghasilan ada hak orang lain di dalamnya maka diwajibkan (bagi yang mampu) untuk berzakat. Namun beda dengan bersedekah, dalam salah satu firman Allah menyuruh kepada manusia untuk bersedekah di waktu lapang maupun sempit. Secara ekonomi kegiatan yang tidak menghasilkan keuntungan adalah suatu kerugian. Nah, yang sering kali terlupakan adalah ilmu diatas merupakan ilmu kapitalis barat. Ilmu ekonomi kapitalis-liberalis barat hanya mengukur sesuatu berdasarkan angka-angka saja. Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis, saat ini diwajibkan kepada setiap perusahaan untuk melakukan CSR (corporate social responsibilty) yaitu perusahaan menganggarkan sebagian keuntungannya untuk kegiatan sosial. Untuk pandangan orang awam kegiatan CSR bisa dianggap “sedekah” dari perusahaan. Namun sebenarnya dalam dunia bisnis CSR merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mendongkrak citra baik perusahaan (juga).
Mari kita gabungkan keduanya...
Sejatinya bersedekah sejalan dengan prinsip ekonomi. Bagaimana tidak? Allah menjanjikan 10x lipat (minimal) balasan dari kita bersedekah. Wow...secara ilmu ekonomi hal tersebut sangat luar biasa karena benar-benar bebas risiko dan keuntungan yang kita dapat luar biasa. Makna bersedekah adalah untuk berbagi kepada orang lain dan mengajarkan manusia agar tidak tunduk kepada (dunia) harta. Secara segi manfaat, luar biasa banyak yang akan kita dapat.  Antara lain :
1.      Mendapat ketenangan/ kepuasan batin.
2.      Menjalin silaturahmi
3.      Dari menjalin silaturahmi (koneksi secara ekonomi) akan mendatangkan banyak rizki.
4.      Mendapat keuntungan pasti yang berlipat dan sangat besar jumlahnya.
5.      Melatih hati agar tidak tunduk kepada dunia.

Benar saja, dari bersedekah kita mendapat banyak sekali keuntungan jasmani maupun rohani. Tidak akan miskin orang yang bersedekah. Jangan menganggap sedekah anda terlalu besar, karena sejatinya semua harta yang kita punya adalah pemberian (juga) dari Allah SWT. Dari sudut pandang saya diatas, dapat dibuktikan bahwa bersedekah sama sekali tidak ada ruginya JIKA disertai hati yang ikhlas dan bersedekah hanya semata karena Tuhan.

1/20/2015

Selamat siang pembaca...
Untuk kesempatan kali ini saya akan membahas “beasiswa”. Kenapa beasiswa?? Karena menurut sudut pandang saya fundamental dari kehidupan adalah pengetahuan, dan untuk memperluas pengetahuan secara cepat adalah dengan pendidikan. Pendidikan adalah tonggak dasar kemajuan suatu bangsa, dan hebatnya hal itu sudah di buktikan Jepang.
Mari kita bercerita sedikit tentang Jepang, negara yang pernah menjajah kita. Sekitar tahun 1945 setelah Jepang kalah dalam perang dunia kedua, dan pasca bom atom hiroshima dan nagasaki yang meratakan jepang, negara ini benar-benar sudah kalah telak. Bagaimana tidak, kekalahan dalam perang seperti kebangkrutan dalam perusahaan. Negara akan merugi sangat besar karena biaya untuk perang amat sangat besar. Dan lagi efek dari bom atom adalah radiasi yang masih tertinggal di tanah hiroshima dan nagasaki. Hal ini berarti mereka tidak bisa memanfaatkan lahan tersebut untuk pertanian. Oleh karena pertimbangan tersebut, pada masa kaisar hirohito (kalau tidak salah) memerintahkan untuk wajib belajar 9 tahun. Dan sekarang dapat kita lihat perkembangan Jepang.
Diatas hanya sejarah yang amat singkat bagaimana peran pendidikan terhadap perkembangan suatu bangsa. Tidak mungkin Soekarno dan Hatta mampu membawa Indonesia merdeka jika mereka hanya lulusan SD. Mari kita lihat perkembangan pendidikan di Indonesia. Secara data statistik memang setiap tahun tingkat pendidikan di Indonesia meningkat. Namun hal yang perlu kita ketahui, statistik adalah pembulatan dari suatu rata-rata. Masih banyak anak-anak tidak mampu yang tidak bisa bersekolah? Lalu bagaimana jika anak-anak tidak mampu tersebut ingin bersekolah? Jawabannya adalah dengan beasiswa? Bukankah beasiswa hanya untuk mereka yang pandai/berprestasi? Bagaimana dengan anak rata-rata namun tidak mampu dengan semangat api neraka?
Dari pertanyaan diatas mengajak kita berfikir, benar gak sih? Berikut adalah sudut pandang saya. Menurut saya beasiswa adalah bantuan sepenuhnya untuk orang yang tidak mampu. Bukan anak berprestasi yang orang tuanya berkecukupan. Untuk apa kita memberikan sejumlah uang kepada anak yang orang tuanya berkecukupan? Seperti peribahsa, menggarami lautan!. Bukankah sebaiknya uang itu diberikan untuk anak-anak tidak mampu yang ingin sekolah? Lalu muncul, “kan anak itu bodoh?” Helooo...bukankah sekolah dibuat untuk membuat seseorang yang bodoh menjadi lebih pintar? Untuk membuat seseorang yang tidak tahu menjadi tahu? Justru kalau anak-anak miskin yang bodoh ini tidak sekolah, bukankah sewaktu tua hanya akan menjadi beban negara? Lantas bagaimana dengan siswa yang berprestasi? Bisa kita berikan sertifikat resmi atau penghargaan yang lain untuk diberikan keistimewaan dalam mengakses sekolah favorit misalnya. Kalau anda sebagai pembaca masih bertanya bagaimana nasib anak miskin yang pintar? Berarti anda dangkal. Jelas anak seperti ini adalah prioritas kita. Saya percaya dasar dari unsur pembangunan adalah sumber daya manusia.

*Penulis juga turut mengucapkan bela sungkawa atas berpulangnya Om Bob Sadino yang gagal miskin, semangat enterpreunermu akan kami teruskan.....

1/12/2015

Selamat siang...
Hari ini senin 12 jan 15, yaps...hari ini cukup bersejarah buat saya, karena hari ini adalah UAS (ujian akhir semester) di studi S1 saya..semoga saja, amiiiiiin

"Tidak terasa sudah masuk semester akhir", begitu kata-kata yang sering saya dengar dari teman-teman seperjuangan belakangan ini. Sebenarnya itu juga yang saya rasakan. "time fly to fast" ketika kita menikmati setiap detiknya sampai kita terlupa. Nah, hari ini mari kita bahas sudut pandang lain "kuliah"! Apa si tujuan kamu kuliah? Apa saja sih yang sudah kamu dapat ketika kamu kuliah?

Buat saya kuliah adalah salah satu mimpi yang jadi kenyataan. Bagaimana tidak, untuk bisa mencicipi bangku kuliah saya harus bekerja dan menabung selama 3 tahun di kalimantan. Mungkin bagi beberapa orang kuliah itu hanya "formalitas", tapi untuk orang seperti saya kuliah itu suatu kesenangan. Menikmati buah dari kerja keras selama 3 tahun, manis men! Pertama kali saya menginjakan kaki dengan status "mahasiswa", di salah satu kampus ternama di Indonesia, perasaannya.....ya misal saja kayak kamu bisa meraih cita-cita yang dengan susah payah kamu perjuangin, gituuu iya gitu!

Dari apa yang sudah saya ceritakan diatas, kebayang kan bagaimana "excited"nya saya???? Hal pertama yang ingin saya nikmati adalah jadi "anak kosan". Kenapa? coba kamu bayangin, bisa belajar mandiri, bisa melakukan hal sebelumnya tidak bisa kamu lakukan dirumah semacam nginep se'enaknya sendiri dikosan temen, bisa ngrasain kangen sama orang tua, bisa ngrasain susahnya hidup sendiri. Pembelajaran men!
Hal lain yang ingin saya dapet pas kuliah adalah gelar "Mapala" atau mahasiswa pecinta alam. Keren gak sih kamu pas denger kata "Mapala"? Anak-anak petualang, pemberani dengan solidaritas maha tinggi. Kamu bisa rasain bagaimana serunya berpetualang dengan teman-teman yang super solid disini. Dan Alhamdulillah saya sekarang adalah "Mapala" :). Bukan berarti kamu semua harus jadi mapala, tapi carilah ilmu tambahan yang bisa kamu dapat selama kamu berstatus mahasiswa. Selanjutnya adalah sibuk rapat. Keren gak sih kalo saat ditanyain teman, terus kamu jawabnya "sorry, lagi rapat". Disini kamu juga bisa belajar kira-kira bagaimana dunia kerja nanti karena rapat pasti bertujuan untuk menyelesaikan suatu project. Next adalah KKN (kuliah kerja nyata), ini adalah hal yang sudah saya alami beberapa bulan lalu. Dimana kamu mengabdi selama sebulan (tergantung kampusnya) di suatu desa untuk menjalankan "pengabdian masyarakat". Disitu kamu bisa langsung terjun bermasyarakat, hidup bareng teman sekelompok yang unik-unik, bisa ikut ngajar di sekolah-sekolah tempat kamu KKN. Yang paling seru dan gak bisa dilupain adalah kamu dipanggil "Mas/Mbak KKN". Next adalah cari pacar. Gak lengkap kuliah kamu kalau belum pernah pacaran pas kuliah. Coba bayangin beberapa tahun kemudian pas kamu lulus, kemudian ada reuni lalu disitu bisa ketemu mantan. Malah yang lebih baik lagi kalo pacar kamu pas kuliah jadi pendamping hidup kamu?amiiin... Soalnya dosen saya pernah ngomong gini, "Cari pacar terbaik adalah waktu kuliah, karena disitu pertimbangannya adalah cinta. Saat kamu sudah kerja, kamu punya orientasi lain antara lain pekerjaan"..(Pak Suryono, Dosen Pemasaran FEB Undip). Hal terakhir dan yang paling penting adalah cari teman sebanyak-banyaknya. Karena kalo punya banyak teman itu permasalahan semasa kuliah kamu jadi lancar. Misal pas ada tugas, kan gampang cari contekan. Atau pas kamu gak ngerti suatu materi dari mata kuliah tertentu, kamu tinggal minta temenmu yang bisa buat ngajarin.

Kira-kira segitu saja dulu, mau futsalan sama teman-teman kuliah soalnya. Nah kan uda kebukti tuh. Intinya jadikan kuliah kamu menyenangkan tanpa melupakan tujuan utama dari kuliah itu sendiri, sebelum bekerja dan berpisah dengan teman-teman dekat semasa kuliah. Ciao....bye

teman kuliah penulis

1/07/2015

Assalamualaikum....Salam sejahtera

kata orang, "tak kenal maka kenalan"...perkenalkan nama saya Puji Irawan, mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang Jurusan Manajemen konsentrasi keuangan. Untuk awal mungkin itu saja dulu. Sekarang mari kita mulai membahas "sudut pandang". Sudut pandang menurut saya adalah yaaaaa...sudut pandang, bagaimana suatu masalah itu dilihat dari otak dan persepsi masing-masing individu yang berbeda.

Sudut pandang adalah awal dari segala konflik, awal dari suatu jalinan, dan terkadang menjadi penyebab suatu awal itu berakhir. Pernahkah kita menyukai seseorang karena cara berfikir yang sama dengan kita? Kita umpamakan suatu objek penilaian kita adalah gunung. Untuk beberapa orang melihat gunung dari pantai adalah hal yang menarik. Untuk beberapa kelompok orang, cara terbaik menikmati gunung adalah dengan mendakinya. Dan untuk orang yang lainnya, melihat gunung lebih indah dinikmati dari atas gedung yang tinggi. Dari hal itu kita dapat melihat gambaran seperti itulah sudut pandang.

Produk dari sudut pandang  ini nantinya adalah sikap dan perilaku. Dalam kehidupan semua orang, pasti pernah kita menemui orang dengan sudut pandang yang skeptis, apatis, positif, dan banyak lagi. Pernah gak sih kita berkaca, apakah sudut pandang kita selalu benar? apakah sudut pandang kita bisa diterima orang lain? apakah sudut pandang kita benar-benar sudut pandang kita? Tidak ada jawaban pasti dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Yang kita tau dan sering kita lakukan adalah apa yang menurut kita benar. Seperti diatas, mungkin menurut kita menikmati gunung yang terbaik adalah dari pantai.

Mari sejenak kita menikmati "gunung" itu dari sudut pandang orang lain. Mari kita lihat gunung itu dari berbagai sisi...dari timur, dari selatan, bahkan dari atas gunung itu sendiri.




*Doc Penulis